KESEHATAN | TD – Seringkali, masyarakat kita masih memandang sebelah mata tentang tempe. Umumnya, sikap meremehkan ini muncul karena tempe mempunyai harga yang murah. Dan, bahkan mendapat stigma hanya sebagai makanan rakyat jelata. Bahkan, karena dianggap remeh, mantan presiden RI Megawati pun sempat melontarkan keluhan kekhawatirannya bila tempe menjadi menu Makan Gratis Bergizi (MBG) dalam program pemerintah masa kini
Padahal, tempe sebenarnya merupakan superfood. Tempe mengandung berbagai senyawa yang dapat membantu mencegah, bahkan, memberikan kontribusi untuk menyembuhkan penyakit kanker. Hal ini sudah terbukti melalui berbagai penelitian hingga di perguruan tinggi ternama di luar negeri yang dilakukan putra bangsa. Dr Amadeus Driando Ahnan-Winarno merupakan peneliti yang mengangkat tempe sebagai superfood di dunia internasional. Ditambah berbagai penelitian lainnya, membuktikan tempe teruji memiliki kandungan alami yang secara signifikan menyehatkan, dan dapat menghentikan perkembangan sel kanker.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, melalui jurnal publikasi Global Cancer Observatory di tahun 2022 menyajikan laporan kematian karena kanker di Indonesia mencapai 242.000. Sementara terdapat laporan kasus baru mencapai 400.000 penderita. Ini merupakan jumlah yang tidak main-main.
Sementara, lansiran dari National Geographic menyebutkan jurnal dari JAMA Oncology menerakan angka 23,6 juta penderita kanker di seluruh dunia terjadi pada 2021. Serta jumlah kematian karenanya mencapai 10 juta penderita. Dan dengan angka ini, kanker telah menjadi malaikat maut kedua setelah penyakit jantung dan kardiovaskular.
Permasalahan kesehatan karena kanker juga tidak berhenti pada pengobatan yang mengandalkan kemoterapi, radiasi, maupun operasi pengangkatan jaringan. Karena hal tersebut tidak pasti memberikan kesembuhan total, serta selalu menyakitkan dan sangat mahal.
Solusi dari permasalahan tersebut adalah kewajiban untuk menjalani pola hidup sehat. Salah satunya dengan hanya mengonsumsi makanan alami atau real food yang dapat membantu mengurangi keparahan. Dan, tempe merupakan salah satu makanan yang menjadi rekomendasi. Karena proses pembuatan tempe yang cukup alami, dan mengandung berbagai senyawa penting untuk menyehatkan tubuh. Inilah yang menjadikan tempe sebagai superfood.
Salah satu jurnal dari laman frontiersin, merupakan publikasi para peneliti Indonesia atas manfaat dan kandungan khas tempe kedelai yang dapat membantu penyembuhan kanker. Peneliti-peneliti tersebut berasal dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang, PT Nutrifood Indonesia Jakarta, dan Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Jurnal tersebut menunjukkan bahwa tempe dapat memberikan dampak positif dalam penyembuhan dan pencegahan kekambuhan yang mungkin berulang pada penyakit kanker.
Penelitian tersebut menggunakan tempe dengan bahan dasar kedelai asli Indonesia. Dan menunjukkan kandungan tempe secara signifikan berpengaruh pada metabolisme sel kanker. Kandungan tersebut yaitu asam fitat, tripsin, senyawa inhibitor Bowman-Birk, fenolik, saponin, dan isoflavon. Salah satu isoflavon tempe, yaitu genisten, menjadi senjata utama yang dapat melumpuhkan perkembangan sel kanker.
Selain genisten, tempe kedelai lokal juga mengandung daidzein. Yakni isoflavon dan sekaligus fitoestrogen (hormon estrogen versi nabati). Daidzein merupakan anti radikal bebas yang dapat membantu kesehatan jantung, tulang, antikanker, dan juga dapat membantu perempuan melewati masa menjelang menopause dengan lebih baik.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa proses fermentasi kedelai tempe merupakan proses efektif dalam melipatgandakan senyawa-senyawa tersebut.
Keuntungan lainnya dari konsumsi tempe kedelai lokal ini yaitu memberikan kesempatan lebih besar untuk mikrobiota yang baik hidup lebih makmur dalam sistem pencernaan. Dan, kandungan senyawa bioaktif dalam tempe yang telah diolah menjadi tepung ternyata lebih tinggi daripada produk gandum. Tempe juga dapat menjadi sumber rasa yang enak, terutama sebagai bahan makanan pengganti ASI bagi anak.
Olahan yogurt dengan bahan tempe kedelai lokal juga menghasilkan kandungan gizi yang tidak kalah dari olahan susu sapi. Dan, pengolahan khusus untuk mengambil peptida dari tempe, dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi efek radikal bebas, menurunkan efek diabetik, dan sekali lagi, membantu penyembuhan kanker.
Demikianlah tempe sebagai superfood tidak dapat menjadi hal yang dapat dipandang sebelah mata. Kandungan tempe yang kaya telah teruji secara signifikan dapat membantu penyembuhan kanker. Tempe juga dapat menjaga tubuh supaya lebih sehat dan jauh dari penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, serta malnutrisi.
Sudah selayaknya tempe, yang harganya murah tidak lagi menjadi hal yang murahan di mata kita. Tetapi, mendapat tempat sebagai menu sehari-hari yang dapat mendukung masyarakat hidup lebih sehat. (Pat)