Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Menurun: Faktor Penyebab dan Dampaknya

waktu baca 3 minutes
Kamis, 3 Apr 2025 22:22 0 Patricia Pawestri

EKBIS | TD – Setiap tahunnya, mudik menjadi salah satu tradisi yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, terutama di saat Lebaran. Namun berbeda dengan tahun lalu, jumlah pemudik pada Lebaran 2025 menunjukkan penurunan yang mencolok.

Menurut informasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pemudik tahun ini terdata mencapai 146,48 juta orang, mengalami penurunan sekitar 24% dibandingkan dengan tahun 2024 yang mencatatkan 193,6 juta pemudik. Penurunan ini memunculkan berbagai spekulasi tentang dampaknya serta dampaknya bagi perekonomian dan mobilitas masyarakat.

Penyebab Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Menurun

  1. Daya Beli Masyarakat yang Menurun

Kondisi perekonomian yang belum stabil menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan menurunnya pemudik. Peningkatan harga barang kebutuhan dan inflasi memberikan tekanan, yang mengarah pada keputusan banyak orang untuk mengurangi pengeluaran. Termasuk biaya perjalanan mudik.

  1. Tingginya Angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Beberapa sektor industri mengalami penurunan, yang berimbas pada meningkatnya angka PHK. Banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan. Sehingga cenderung memilih untuk tidak kembali ke kampung halaman demi mengalokasikan dana untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

  1. Pengurangan Bantuan Sosial

Tahun ini, pemerintah mengurangi jumlah bantuan sosial kepada masyarakat. Bantuan yang biasanya diprioritaskan untuk biaya mudik, kini lebih diarahkan untuk mendukung program pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas sosial.

  1. Perubahan dalam Kebiasaan Masyarakat

Pandemi yang melanda beberapa tahun lalu telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam perayaan Lebaran. Beberapa orang kini memilih untuk tetap berada di kota tempat mereka bekerja, serta menggunakan teknologi untuk berkomunikasi secara virtual.

Dampak dari Jumlah Pemudik Lebaran 2025 Menurun

  • Penurunan Perputaran Uang di Daerah

Dengan berkurangnya jumlah pemudik, daya beli di daerah juga ikut terpengaruh. Umumnya, saat mudik, para perantau membawa uang untuk dibelanjakan di kampung halaman, yang biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Tahun ini, dengan lebih sedikit pemudik, memutar uang di daerah pun melambat.

  • Memberikan Kepadatan di Jalur Mudik

Salah satu dampak positif dari berkurangnya jumlah pemudik adalah pengurangan kemacetan di jalur-jalur utama mudik. Meskipun masih banyak kendaraan yang keluar dari Jakarta, kondisi kepadatan secara keseluruhan lebih teratur dibandingkan tahun sebelumnya.

  • Penurunan Pendapatan di Sektor Transportasi

Berkurangnya pemudik berimbas pada sektor transportasi, terutama bus, kereta api, dan penerbangan domestik. Beberapa penyedia jasa transportasi melaporkan adanya penurunan penumpang, yang mempengaruhi pendapatan mereka selama periode mudik.

  • Stabilitas Harga di Berbagai Sektor

Dengan turunnya permintaan tiket transportasi dan kebutuhan pokok di daerah, harga-harga cenderung lebih terjaga stabilitasnya dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sedikit memberikan manfaat kepada masyarakat yang tetap melakukan perjalanan mudik dengan anggaran yang terbatas.

Meskipun jumlah pemudik menurun, tradisi mudik tetap menjadi aspek penting dalam budaya Indonesia. Di masa mendatang, pemerintah dan pelaku ekonomi perlu menghadapi perubahan tren ini agar dapat memaksimalkan dampak positifnya sekaligus mengurangi risiko yang mungkin muncul akibat penurunan mobilitas masyarakat saat Lebaran. (Nazwa/Pat)

LAINNYA