5 Penyebab Skoliosis Pada Remaja dan Cara Mengatasinya

waktu baca 5 menit
Sabtu, 21 Des 2024 05:45 0 37 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Skoliosis adalah kelainan tulang belakang berupa kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping. Kelengkungan ini tidak hanya berupa lengkungan ke samping (lateral), tetapi juga dalam bentuk kelainan rotasi (putaran) tulang belakang dan deformitas toraks (dada).

Pada remaja, skoliosis sering kali terdeteksi dan berkembang selama masa pertumbuhan pesat, biasanya antara usia 10 hingga 15 tahun. Memahami kondisi ini sangat penting untuk intervensi dini dan pencegahan komplikasi di kemudian hari. Di bawah ini penulis membahas mengenai skoliosis, meliputi jenis serta cara mengatasinya. Simak pembahasan lebih lanjut di bawah ini!

1. Skoliosis Idiopatik (Penyebab Tidak Diketahui)

Sebagian besar kasus skoliosis pada remaja masuk ke dalam kategori idiopatik. Artinya, penyebab pasti kelainan ini tidak teranalisa. Meskipun demikian, faktor genetik seringkali berperan signifikan. Studi menunjukkan bahwa riwayat keluarga dengan skoliosis meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.

Teori lain mengemukakan kemungkinan adanya faktor pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal selama masa pubertas yang memicu kurvatura tulang belakang. Meskipun penyebabnya tidak jelas, deteksi dini sangat krusial karena intervensi pada tahap awal dapat mencegah perkembangan kurvatura yang lebih parah.

Cara Mengatasi Skoliosis Idiopatik:

• Pengamatan (Observasi)

Untuk kurvatura ringan (kurang dari 25 derajat), dokter mungkin menyarankan pengamatan rutin dengan pemeriksaan fisik dan x-ray berkala untuk memantau perkembangan kurvatura. Perubahan gaya hidup seperti postur tubuh yang baik dan olahraga teratur menjadi rekomendasi utama.

Brace (Penyangga)

Pada kurvatura sedang (25-40 derajat), brace atau penyangga punggung bermanfaat untuk mencegah perkembangan lebih lanjut. Pasien mengenakan alat ini selama sebagian besar hari dalam pengawasan dokter untuk memberikan dukungan dan koreksi pada tulang belakang.

• Pembedahan

Untuk kurvatura yang parah (lebih dari 40-45 derajat) atau yang terus memburuk meskipun menggunakan brace, pembedahan menjadi salah satu opsi tindakan medis. Prosedur pembedahan melibatkan pemasangan batang dan sekrup untuk meluruskan tulang belakang dan menstabilkannya.

2. Skoliosis Neuromuskular

Kondisi neurologis atau neuromuskuler yang melemahkan otot-otot yang menopang tulang belakang menjadi penyebab dari skoliosis neuromuskular . Contoh kondisi neurologis tersebut, misalnya, cerebral palsy, distrofi otot, dan spina bifida. Penyakit-penyakit demikian dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot yang mengakibatkan kurvatura tulang belakang. Karena kondisi ini mempengaruhi fungsi otot dan saraf, skoliosis neuromuskular sering kali lebih parah dan sulit untuk ditangani.

Cara Mengatasi Skoliosis Neuromuskular:

• Terapi Fisik

Terapi fisik merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki postur tubuh.

Brace

Brace dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung tulang belakang dan mencegah perkembangan kurvatura yang lebih parah, meskipun efektivitasnya mungkin terbatas daripada dengan skoliosis idiopatik.

• Pembedahan

Pembedahan mungkin perlu untuk kasus yang parah untuk meluruskan tulang belakang dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Operasi mungkin melibatkan fusi tulang belakang atau prosedur lain yang bertujuan untuk menstabilkan tulang belakang.

3. Skoliosis Kongenital

Skoliosis kongenital terjadi karena kelainan tulang belakang yang ada sejak lahir. Kelainan ini dapat berupa pembentukan tulang belakang yang tidak sempurna atau fusi vertebra yang abnormal. Penyakit ini dapat menyebabkan kurvatura yang parah dan memerlukan intervensi dini.

Cara Mengatasi Skoliosis Kongenital:

• Pengamatan

Pada kasus ringan, dokter mungkin menyarankan pengamatan rutin untuk memantau perkembangan kurvatura.

• Pembedahan

Pembedahan sering kali menjadi tindakan medis utama untuk kasus yang parah untuk memperbaiki kelainan tulang belakang dan mencegah perkembangan kurvatura yang lebih lanjut. Prosedur pembedahan mungkin melibatkan pembedahan untuk memperbaiki kelainan pembentukan tulang belakang atau fusi tulang belakang untuk stabilisasi.

4. Trauma

Cedera atau trauma pada tulang belakang, seperti fraktur atau dislokasi vertebra, dapat menyebabkan tulang mengalami kelainan. Kondisi abnormal ini sering muncul akibat mengalami kecelakaan berkendara dengan motor atau mobil, cedera saat berolahraga, atau karena jatuh yang berisiko.

Cara Mengatasi Skoliosis Akibat Trauma:

• Imobilisasi

Imobilisasi tulang belakang dengan gips atau brace bisa menjadi salah satu solusi untuk memungkinkan penyembuhan cedera.

• Pembedahan

Pembedahan menjadi salah satu opsi yang tersedia untuk memperbaiki fraktur atau dislokasi vertebra dan menstabilkan tulang belakang.

5. Penyakit Sistemik

Beberapa penyakit sistemik, seperti penyakit otot, penyakit tulang metabolik, dan infeksi tulang belakang, dapat menyebabkan skoliosis sekunder. Kondisi ini dapat mengganggu struktur dan fungsi tulang belakang, menyebabkan kurvatura abnormal.

Cara Mengatasi Skoliosis Akibat Penyakit Sistemik:

• Pengobatan Medis

Pengobatan penyakit sistemik yang mendasari sangat penting untuk mengelola dan mencegah perkembangan lebih lanjut.

• Terapi Fisik

Terapi fisik dapat membantu meningkatkan kekuatan otot dan memperbaiki postur tubuh.

Brace

Brace mungkin digunakan untuk mendukung tulang belakang, meskipun efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada kondisi yang mendasari.

• Pembedahan

Pembedahan mungkin diperlukan dalam kasus yang parah untuk memperbaiki kelainan tulang belakang dan menstabilkan tulang belakang.

Demikian pembahasan tentang skoliosis. Pada remaja, skoliosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dengan idiopatik menjadi penyebab yang paling umum. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah perkembangan kurvatura yang lebih parah dan komplikasi jangka panjang. Pilihan pengobatan bergantung pada tingkat keparahan kurvatura, penyebab skoliosis, dan usia pasien.

Konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi atau ahli bedah tulang belakang sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat. Orang tua dan remaja harus waspada terhadap gejala skoliosis, seperti bahu yang tidak rata, tulang rusuk yang menonjol, dan pinggang yang miring, dan segera mencari perawatan medis jika dicurigai adanya skoliosis. Dengan pendekatan yang komprehensif dan perawatan yang tepat, banyak remaja dengan skoliosis dapat hidup sehat dan aktif. (Nazwa/Pat)

LAINNYA