SASTRA | TD – Makassar International Writers Festival (MIWF) akan diadakan kembali pada 23-26 Mei 2024 mendatang. Festival literasi yang cukup populer di antara para pecinta buku ini akan mengusung tema “m/othering” yang merupakan wadah berdiskusi mengenai kepedulian untuk merawat kehidupan.
Isu merawat atau mengasuh ini menjadi penting saat menjumpai kenyataan bahwa terdapat berbagai kelompok masyarakat yang telah terpinggirkan di tengah arus kemajuan zaman.
Melalui akun sosial media resminya, MIWF mengatakan bermaksud menemukan solusi alternatif bagi berbagai persoalan mengenai hal tersebut, baik di tingkat lokal maupun global.
Festival yang diselenggarakan oleh Rumata Artspace ini diselenggarakan setiap tahun sejak 2011. Rumata Artspace adalah rumah budaya yang berdiri dan dijalankan dari dana sumbangan publik untuk menjadi rumah kesenian dan kebudayaan yang dapat diakses secara luas, terutama oleh para penggiat kesenian di Indonesia Timur.
MIWF mengusung prinsip independen, mengutamakan hak asasi manusia, dan anti korupsi. Setiap kegiatan dalam rangkaian acara MIWF dilaksanakan dengan prinsip zero waste atau nir-sampah.
Satu yang merupakan hal istimewa adalah niat Rumata Artspace untuk selalu menyelenggarakan MIWF sebagai perayaan literasi anti ‘all-male panel’. Untuk itu MIWF selalu memberikan banyak ruang untuk para penulis dan aktivis literasi perempuan.
Pada festival kali ini, MIWF akan menghadirkan 3 kurator yang akan bertanggung jawab dalam setiap materi informasi dan karya yang akan tampil, yakni:
1. Margareth Ratih Fernandez
Ratih adalah seorang pemerhati perempuan dan merupakan penggagas dari Perkawanan Perempuan Menulis serta pengelola Sekolah Pemikiran Perempuan.
Ia juga merupakan penulis yang kerap mengangkat persoalan gender dalam karya fiksi maupun nonfiksi. Karya-karya dapat dijumpai dalam Kumpulan Cerpen “Tank Merah Muda” dan “Berita Kehilangan”, serta “Kronik 65”.
Secara digital, karya-karya Ratih juga dapat diakses dari beberapa situs sastra, antara lain bacapetra.co.
2. Abu Nabil Wibisana
Penggiat Komunitas Sastra Dusun Flobamora ini telah menerjemahkan dua karya terkenal dari John Steinbeck berjudul “Lembah Salinas” dan “Kuda Poni Merah”.
Ia juga pernah meraih predikat “emerging writer” di Ubud Writers and Readers Festival pada 2017. Dan kini ia menjadi editor Penerbit Dusun Flobamora serta redaktur puisi di bacapetra.co.
3. Mariati Atkah
Penulis yang akrab dipanggil sebagai Ati ini merupakan emerging writer dalam MIWF tahun 2013 lalu. Ia banyak menulis bentuk puisi, esai, dan juga cerita anak.
Ati aktif dalam kegiatan Weaving Stories yang diadakan oleh Rumata Artspace dengan British Council Indonesia dalam menjelajah keanekaragaman bentuk baru tradisi penceritaan.
Ia juga sempat menjadi nominasi dalam penghargaan sastra kategori puisi dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2021.
Demikian sekelumit informasi mengenai Makassar International Writers Festival yang akan terselenggara beberapa bulan lagi. Untuk reservasi dan keterangan lebih lengkap, dapat mengunjungi akun media sosial resmi MIWF, yakni instagram @makassarwriters. (Pat)