PERTANIAN | TD – Musim hujan, secara umum, merupakan musim yang menguntungkan untuk memulai menanam tanaman. Namun, untuk sebagian petani milenial atau hobiis, hujan justru dapat menyulitkan karena tanaman yang mereka budidayakan dapat rusak atau mati disebabkan terkena terlalu banyak air.
Untuk membangun kesadaran tentang pentingnya memanajemen budidaya selama musim hujan, tentu penting mengetahui pentingnya hujan bagi lingkungan pertanaman. Berikut ini manfaat hujan yang menguntungkan bagi pertanian.
1. Sumber Air Alami
Hujan merupakan salah satu sumber penyediaan air secara alami. Dan, turunnya hujan yang cukup pada suatu daerah pertanian dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan air irigasi yang biasanya dijatah terbatas atau bergilir.
Datangnya hujan sering diimpikan oleh para petani dengan lahan terbuka, terlebih jika sebelumnya harus memenuhi kebutuhan air lahan pertaniannya dengan cara menyedot menggunakan pompa diesel. Cara ini, selain berat karena harus menempatkan alat di titik yang tidak mudah dijangkau pada mata air, juga membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membeli bahan bakar pompa berupa bensin atau solar.
2. Melembabkan tanah sehingga tetap subur.
Tanah yang mempunyai kelembaban cukup dapat menopang pertumbuhan mikrobia tanah yang sangat penting untuk penyediaan unsur hara tanaman. Lembabnya tanah juga dapat memperingan tahap olah tanah yang diperlukan sebelum penanaman.
Hujan yang turun dapat membantu tanah terjaga kelembabannya. Dalam kelembaban tanah inilah, tanaman dapat menyerap unsur hara sekaligus air. Di dalam tubuh tanaman, air merupakan hal yang krusial untuk mendistribusikan hara dan hasil fotosintesa ke seluruh tubuh tanaman. Sehingga, dapat dikatakan hujan dapat membantu tanaman tumbuh secara optimal.
3. Pengisi sumber-sumber air irigasi.
Sumber atau mata air yang kering setelah musim kemarau dapat terisi kembali ketika musim hujan datang. Air hujan yang terkumpul pada mata air, danau, sungai, ataupun waduk, merupakan sediaan air yang penting untuk irigasi jangka panjang.
Namun, bila curah hujan ternyata berlebihan, maka hal merugikan dapat terjadi. Seperti yang terjadi berikut ini.
1. Mengakibatkan banjir atau genangan air.
Hujan yang berlebih atau tak dapat diserap sepenuhnya oleh tanah dapat mengakibatkan banjir yang menghanyutkan tanaman. Genangan air yang tersisa pun dapat merusak sistem perakaran hingga mengakibatkan kematian tanaman budidaya.
2. Terkikisnya lapisan tanah yang subur.
Derasnya hujan dapat berdampak terkikisnya lapisan humus yang berada di permukaan tanah karena terhanyut aliran air. Peristiwa erosi ini secara langsung merugikan karena hara yang dibutuhkan tanaman hilang. Juga berakibat rusaknya lahan secara fisik, misalnya tanah pematang sawah menjadi jebol dan bedengan rusak.
3. Tanaman menjadi rusak.
Terjangan curah hujan dapat merusak tanaman budidaya. Seperti yang terjadi pada bayam atau kangkung yang ditanam pada musim hujan. Akibat terburuk dari kerusakan ini adalah gagal panen.
4. Menyebarnya penyakit tanaman.
Air dan angin yang lembab saat musim hujan sangat mungkin menyebabkan penyakit tanaman yang berasal dari jamur, virus dan bakteri meluas lebih cepat. Misalnya, penyakit jamur antraknosa (patek) pada cabai cepat menular sehingga menyebabkan busuk buah skala luas.
5. Menghambat fotosintesa.
Fotosintesa atau proses pemasakan dalam tubuh tanaman sangat penting agar kebutuhan tanaman terpenuhi dan untuk menghasilkan umbi, buah, dan bagian lain tanaman yang menjadi komoditas pertanian.
Namun, bila hujan terjadi terus menerus, ini akan menghalangi cahaya matahari sampai ke tanaman. Padahal cahaya matahari merupakan bekal utama tanaman untuk berfotosintesa.
Maka, untuk menghindari pengaruh buruk dari hujan yang berlebihan saat musimnya, petani atau hobiis dapat melakukan berbagai pencegahan sebagai berikut.
1. Memilih tanaman yang cocok dibudidayakan saat musim hujan.
Salah satu kunci sukses petani dan hobiis adalah memilih komoditas yang sesuai dengan musimnya. Jika penghujan tiba, ada baiknya untuk memilih tanaman yang tahan terhadap hujan. Misalnya padi, kacang panjang, buncis, atau fern (pakis).
Sebaliknya, sebagian tanaman sulit hidup sehat saat musim hujan. Misalnya tomat, paprika, dan cabai yang rentan terhadap serangan jamur. Juga kentang dan bawang merah yang membusuk jika terkena air terlalu banyak. Sedangkan sayuran daun, seperti bayam, kangkung, dan sawi yang ditanam di lahan terbuka dengan mudah dapat rusak oleh curah hujan yang tajam.
Bila hobiis atau petani masih berminat untuk menanam komoditas yang rentan tersebut, tentu memerlukan sarana pendukung yang lebih banyak. Misalnya dengan menggunakan greenhouse.
2. Memperbaiki sistem drainase.
Pada lahan luas, sistem pembuangan air perlu mendapat perhatian agar tidak banyak terjadi air menggenang. Ini penting untuk menjaga sistem perakaran tetap sehat dan menghindari penularan penyakit.
3. Menggunakan mulsa.
Mulsa atau lembaran plastik penutup media tanam dapat menjadi penolong untuk mengendalikan air hujan masuk ke dalam media tanam atau tanah. Mulsa ini juga menolong menyimpan air agar tak mudah menguap sehingga kelembaban tanah terjaga. Pada mulsa dua warna, hitam dan perak, jenis mikrobia tertentu dan biji rerumputan dapat dicegah pertumbuhannya. Hal ini tentu berdampak positif ganda bagi tanaman.
4. Menggunakan pohon pemecah angin.
Pohon pemecah angin yang ditanam di sudut tertentu lahan berguna untuk melembutkan air yang sampai ke lahan. Sehingga tidak terjadi kerusakan pada tanaman.
Green house yang sederhana dapat dibuat dengan plastik tertentu atau menggunakan paranet. Bahan tersebut dapat mengurangi intensitas hujan yang mengenai tanaman budidaya di bawahnya, atau tekanan jatuhnya air, yang berpotensi merusak tanaman.
6. Mengendalikan hama penyakit secara terpadu.
Selain hara yang terpenuhi, sangat penting untuk memantau adanya penyakit atau hama yang mulai timbul di lahan pertanian. Dengan cara manual, bagian tubuh tanaman yang sakit dapat dibuang atau dibakar untuk mencegah penularan. Lalu berikan semprotan insektisida yang diperlukan, untuk mengendalikan hama penyakit secara kimiawi, bila diperlukan. Pengendalian hama penyakit secara terpadu ini penting dilakukan secara rutin.
7. Menggunakan pupuk hayati yang tepat.
Pupuk hayati merupakan pupuk yang dapat dibuat sendiri oleh petani dengan memanfaatkan bahan-bahan alami dan mikroorganisme tertentu. Misalnya pupuk jakaba. Selain memberikan unsur hara yang dapat memperkuat tanaman, jakaba juga diketahui dapat menangkal serangan jamur tertentu.
Demikian tips terbaik untuk menanam di musim hujan. Dengan melakukan pengendalian terpadu dan tips-tips di atas, petani dan hobiis dapat mencapai hasil panen yang maksimal. Selamat bertanam! (Pat)