UMKM | TD – Kualitas bagus tidak cukup menjamin untuk membuat sebuah produk laris terjual di pasaran. Hal ini banyak terjadi dan penyebabnya bisa bermacam-macam.
Untuk memasarkan produk hingga menjadi barang favorit bagi konsumen, tentu diperlukan strategi pemasaran yang jitu.
Namun, sebelum mengetahui langkah-langkah yang benar dalam strategi pemasaran, perlu dicermati penyebab mengapa sebuah produk berkualitas bagus kurang laku atau diminati konsumen.
Berikut ini beberapa penyebab produk berkualitas bagus belum tentu laku terjual:
1. Kurang tepatnya strategi pemasaran.
Tidak lakunya sebuah produk bisa jadi karena strategi pemasaran yang tidak efektif. Tetapi, sebuah produk dapat laris bila dalam pemasarannya dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan selera konsumen.
Misalnya produk minuman yang mengandung enzim prebiotik dengan aneka rasa buah-buahan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak. Produk tersebut tidak tepat bila dikemas dalam botol berwarna monokrom dan hanya dijual di apotek.
Padahal anak-anak menyukai warna yang beraneka dengan gambar-gambar yang lucu. Minuman prebiotik yang segar dan dapat dikonsumsi setiap hari tersebut lebih tepat dijual di tempat-tempat yang sering dilewati anak-anak. Seperti kantin di sekolah atau taman rekreasi.
2. Harga yang kurang bersaing.
Harga yang lebih murah tentunya akan menarik minat lebih banyak konsumen. Dan bila harga produk lebih tinggi atau berselisih cukup jauh dari produk pesaing, hal ini akan menjadi poin minus.
Kecuali bila produk ditujukan kepada segmen pasar yang lebih tinggi, maka strategi pemasaran (termasuk kemasan produk tentunya) harus menyesuaikan dengan selera konsumen tertarget.
3. Tidak ada diferensiasi yang berarti.
Produk akan lebih menarik dan dihargai bila dapat menekankan keunikan atau keunggulan yang jelas.
Misalnya susu tinggi kalsium dan rendah kalori mempunyai harga yang jauh lebih tinggi daripada susu biasa yang masih mengandung lemak lebih banyak.
Tentunya susu tinggi kalori rendah lemak mempunyai pasar yang lebih khusus, seperti remaja atau dewasa perempuan yang ingin minum susu untuk menambah tinggi badan tanpa harus menjadi gendut karena lemak susu.
Hal ini berarti juga memerlukan strategi pemasaran, termasuk cara promosi, yang berbeda.
4. Lokasi penjualan kurang strategis.
Pada bisnis offline, lokasi usaha secara nyata memberi pengaruh signifikan larisnya sebuah produk.
Karenanya, lokasi usaha yang ideal haruslah strategis dan mudah dijangkau. Misalnya kios yang berada di perkotaan dan berada dekat jalan raya akan lebih mudah diakses dan lebih mudah menjual, daripada kios yang berada di desa dan jauh dari jalan raya serta pemukiman penduduk.
5. Layanan pelanggan yang buruk.
Betapapun unggulnya sebuah produk, tidak akan ada yang membelinya bila tidak ada layanan yang menawarkan atau menjelaskan solusi yang akan didapat oleh konsumen yang menggunakannya.
Pelayanan yang ramah, terasa dekat dan familiar tentu akan memudahkan konsumen menerima atau membeli produk unggulan. Begitu juga bila ada konsumen yang melayangkan komplain, tanggapan yang baik dan membantu akan membuat konsumen senang dan kembali membeli.
6. Merk kurang dikenal.
Langkah awal dari sebuah strategi pemasaran adalah memperkenalkan nama atau merk produk. Langkah ini perlu dilakukan sesering mungkin, hingga konsumen selalu mengingat dan mencitrakan dalam pikirannya sendiri bila merk produk terdengar atau terbaca di mana pun.
7. Tertinggal tren.
Produk yang bagus bisa saja tertinggal tren sehingga konsumen melupakan atau lebih memilih produk lainnya. Salah satu kiat agar tak tertinggal tren adalah mengganti kemasan dengan apa yang menjadi selera pada saat ini.
Demikianlah 7 penyebab produk berkualitas bagus belum tentu laris terjual.
(Pat)