TANGERANG | TD – Di dalam negeri, tidak sedikit perusahaan yang telah memulai usahanya dengan inovasi ramah lingkungan.
Inovasi ramah lingkungan sangat penting untuk memperlambat laju pemanasan global dan krisis iklim. Dalam upayanya, perusahaan yang berinovasi ramah lingkungan akan berusaha mengolah kembali bahan-bahan terbuang sehingga mengurangi jumlah sampah.
Perusahaan seperti demikian juga sangat penting untuk tumbuhnya perekonomian sirkular di tempat ia mengambil dan mengelola limbah menjadi barang yang lebih berguna.
Berikut ini 4 perusahaan dalam negeri yang berhasil mengolah bahan-bahan organik menjadi kemasan bioplastik yang mudah terurai jika sudah tidak digunakan.
1. Enviplast
Enviplast adalah perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi bioplastik berbahan dasar pati singkong. Perusahaan ini memulai operasinya sejak 2011 dan menghasilkan kantong kresek bioplastik.
Selain memproduksi kantong kresek bioplastik, Enviplast juga menyediakan mesin pembuat bioplastik dan juga pelet singkong sebagai bahan utama bioplastik.
Enviplast mengklaim produk kantong kresek produksinya dapat terurai dengan sempurna dalam waktu 6 bulan dengan bantuan mikroorganisme. Kemampuan produk Enviplast untuk terurai dengan cepat juga dibuktikan dengan kelarutannya di dalam air bersuhu 80 derajat Celcius.
2. Rumah Jambee
Rumah Jambee adalah perusahaan yang berbasis di Provinsi Jambi yang melirik limbah pelepah pinang sebagai pengganti styrofoam untuk diolah menjadi piring dan kemasan makanan ramah lingkungan.
Salah satu motivasi perusahaan ini adalah memberdayakan masyarakat setempat yang mempunyai lahan perkebunan pinang. Umumnya, pohon dan pelepah pinang tidak digunakan dan dibakar.
Namun, dengan inovasi yang dilakukan Rumah Jambee, asap polusi dari pembakaran limbah pinang dapat berkurang banyak. Dari limbah ini pula, masyarakat kemudian mendapatkan pendapatan lebih.
Kapasitas produksi Rumah Jambee yang mencapai 30.000 pieces per bulan juga mampu menghidupkan ekonomi sirkular, menurunkan angka limbah styrofoam, dan menjaga kelestarian lingkungan.
3. Footlooose
Footlooose juga merupakan perusahaan yang menggalakkan pemanfaatan limbah pelepah pinang sebagai pengganti kemasan berbahan styrofoam dan plastik.
Kampanye yang digalakkan Footlooose Initiative mengenai kemasan ramah lingkungan ini telah dirintis sejak 2018.
Plepah, produk Footlooose, dibuat dari pelepah pinang dan diklaim tahan panas, tahan air, dan juga tahan minyak sehingga menjadikannya produk kemasan yang baik. Plepah juga diklaim dapat terurai hanya dengan waktu 60 hari.
4. Avani Eco
Avani Eco adalah perusahaan asal Bali yang memproduksi bioplastik berbahan dasar pati singkong sejak 2014.
Avani Eco berpendapat produk bioplastik akan sangat penting digunakan. Karena jika sudah terbuang di alam, produk bioplastik akan dapat terurai sendiri. Hal ini merupakan salah satu kunci partisipasi Avani Eco dalam menurunkan limbah mikroplastik yang mencemari lautan dan berbahaya bagi kelangsungan hidup animalia laut.
Selain kantong kresek bioplastik, Avani Eco juga memproduksi jas hujan berbahan dasar pati singkong, dan gelas serta sedotan berbahan dasar pati jagung. (*)