TANGERANG | TD – Sangat penting bagi seluruh rakyat Indonesia mengetahui rekam jejak dan berbagai kontroversi dari para calon presiden yang akan maju dalam Pilpres 2024. Termasuk rekam jejak dan kontroversi yang dimiliki oleh Prabowo Subianto.
Hal ini untuk menghindari salah pilih. Mendukung capres yang tepat akan memberikan kontribusi dalam pembangunan Indonesia esok. Berikut ini adalah beberapa kontroversi yang mengikuti jejak Prabowo Subianto sejak ia aktif dalam militer.
1. Pernah menjadi tertuduh kasus pelanggaran HAM di Aceh.
Prabowo sempat masuk ke dalam daftar tokoh yang bertanggung jawab atas diberlakukannya status Daerah Operasi Militer (DOM) Aceh selama 1989 hingga 1998.
2. Sempat menjadi Komandan Kopasus dalam operasi militer di Timor Timur.
Setiap operasi militer terhadap daerah yang sedang mengembangkan sayap separatisme, pasti ada banyak tindakan militer berupa penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap para aktivis. Karena itulah, dua masa tersebut seringkali menjadi bayang-bayang Prabowo Subianto ketika menjadi calon presiden.
Bahkan, kasus pembantaian di Santa Cruz, Dili pada 21 Desember 1991 sempat menautkan nama Prabowo Subianto sebagai mantan Komandan di daerah tersebut.
Dalam sebuah laporan tertulis, Prabowo Subianto mengatakan penyerangan di Santa Crus bukanlah strategi taktis secara militer.
“Anda tidak semestinya membunuh warga sipil di depan pers internasional,” kata Prabowo kepada pers Amerika mengenai hal itu.
3. Menjadi tertuduh dalam percobaan kudeta di tahun 1998.
Saat para aktivis pro demokrasi gencar menuntut reformasi dan penurunan Soeharto dari kursi presiden, Prabowo Subianto dituding melancarkan taktik kudeta.
Ia sekaligus juga dituduh menjadi dalang mobilisasi pasukan militer untuk menekan para aktivis yang berorasi di Jakarta.
Dalam sebuah laporan, Prabowo Subianto mengakui penculikan atas Tim Mawar terhadap beberapa aktivis, dan mereka pun dipulangkan oleh Prabowo dengan selamat. Mengenai hilangnya aktivis-aktivis lainnya, Prabowo mengungkapkan kemungkinan bisa terjadi tetapi bukan karena perintahnya.
“Tapi bahwa mungkin mereka salah menafsirkan, terlalu antusias, sehingga menjabarkan perintah saya begitu, ya bisa saja. Atau ada titipan perintah dari yang lain, saya tidak tahu. Intinya, saya mengaku bertanggung jawab,” kata Prabowo dikutip dari sebuah laporan bertanggal 17 April 2019.
4. Menuduh kekalahannya dari Jokowi dalam Pilpres tahun 2014 dan 2019 disebabkan karena kecurangan lawan politik.
Tuntutan dan tuduhan kecurangan yang diajukan berulang tersebut mendapat penolakan dari pengadilan, dan berakhir dengan tetap dilantiknya Jokowi menjadi presiden RI.
Itulah 4 kontroversi yang membayangi langkah Prabowo Subianto hingga kini. Sebagian pendukungnya, yang terkenal militan, menyebut gaung penyinggungan peristiwa-peristiwa di atas, terutama tentang pelanggaran HAM adalah seperti memutar kaset rusak. Meskipun begitu, banyak juga prestasi yang menonjol dari Prabowo Subianto. (*)