BALI | TD – ASEAN Socio Cultural Community (ASCC) akan segera diadakan di Bali, pada hari Senin, 8 Mei 2023. ASCC merupakan salah satu pilar kerja sama ASEAN dan merupakan pendahuluan sebelum KTT ASEAN ke-42 diadakan di Labuan Bajo.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan pembicaraan dalam ASCC di antaranya akan mengangkat isu perlindungan pekerja migran dalam situasi krisis.
Pentingnya pembahasan perlindungan pekerja migran merupakan salah satu masalah mobilitas pekerja antar negara.
“Jadi tidak hanya berpihak kepada salah satu kepentingan tertentu, tapi ini dalam rangka membangun persaudaraan ASEAN kaitannya dengan masalah pergerakan atau mobilitas tenaga kerja antar negara,” ungkap Muhadjir Effendy, 6/5 malam, di Nusa Dua, Bali.
“Angkatan kerja Indonesia di luar sesama negara ASEAN cukup besar. Dengan Malaysia, dengan Singapura, dengan Kamboja. Ada beberapa masalah yang kelihatannya tidak cukup diselesaikan secara adhoc, tetapi harus betul-betul ditangani pada level kerja sama regional ASEAN,” lanjutnya.
Selain itu ada tiga dokumen isu yang akan dibahas dalam ASCC. Yakni:
1. ASEAN Leaders Declaration on One Health Initiative, yang mendorong sistem kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan dalam sistem kesehatan nasional dan regional.
2. ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers, yang mendorong kesejahteraan dan kondisi kerja yang layak bagi para pencari ikan migran.
3. ASEAN Leaders Statement on the Establishment of the ASEAN Village Network, yang membahas pembangunan desa dalam jejaring ASEAN.
Iwan Eka, Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kemenko PMK, mengatakan pembahasan mengenai keempat isu tersebut, pembahasannya kini masih berada di tingkat menteri. Hasil dari pembahasan tersebut akan dibawa Presiden Jokowi kemudian ke KTT ASEAN di Labuan Bajo. (*)