KESEHATAN MENTAL | TD – Konflik adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari dari hubungan manusia dalam kehidupannya, baik hubungan asmara, keluarga, maupun persahabatan. Dan, ketika konflik atau permasalahan muncul, beberapa orang lebih memilih untuk diam atau melakukan “silent treatment” sebagai upaya untuk menghindari diri dari perkelahian.
Meski cara ini tampak lebih mudah dan menenangkan, sebenarnya sikap ini dapat menyebabkan kerugian lebih banyak dalam sebuah hubungan. Di bawah ini akan dibahas empat cara sehat untuk mengatasi konflik tanpa melakukan silent treatment. Sehingga, kita dapat lebih mudah untuk membangun sebuah hubungan yang lebih baik dan sehat.
1. Memahami penyebab konflik.
Sebelum kita bisa mengatasi konflik dengan efektif, penting untuk memahami penyebab di baliknya. Konflik sering kali muncul dari perbedaan nilai, harapan, atau komunikasi yang tidak jelas. Misalnya, dalam sebuah hubungan romantis, salah satu pasangan mungkin merasa diabaikan karena pasangan lainnya terlalu sibuk dengan pekerjaan. Di sisi lain, pasangan yang sibuk mungkin merasa bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan material dan emosional pasangannya.
Penting untuk melakukan refleksi diri dan mencoba memahami perspektif orang lain. Mengapa mereka merasa seperti itu? Apa yang mungkin menjadi pemicu dari perasaan tersebut? Dengan memahami penyebab konflik, kita dapat menghindari asumsi yang salah dan berfokus pada solusi yang lebih konstruktif. Ini juga membantu kita untuk berempati terhadap perasaan orang lain, yang merupakan langkah awal untuk menyelesaikan konflik.
2. Mengelola emosi selama konflik.
Konflik sering kali memicu emosi yang kuat, dan belajar untuk mengelola emosi ini adalah keterampilan penting dalam menyelesaikan konflik dengan sehat. Ketika kita merasa marah atau frustrasi, reaksi kita bisa menjadi impulsif dan merusak. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara untuk tetap tenang dan fokus pada penyelesaian masalah.
Salah satu cara untuk mengelola emosi adalah dengan mengambil jeda. Jika seseorang merasa emosi mulai menguasai diri, cobalah untuk mengambil napas dalam-dalam atau berjalan-jalan sejenak. Ini memberikan waktu untuk merenung dan menenangkan diri sebelum melanjutkan diskusi. Mengambil jeda juga menunjukkan bahwa seseorang menghargai proses penyelesaian konflik dan ingin melakukannya dengan cara yang sehat.
3. Mencari solusi bersama.
Berpikir bersama tentang cara untuk menyelesaikan masalah dapat sangat membantu dalam meredakan ketegangan. Ini juga menunjukkan bahwa kita peduli dengan hubungan dan bersedia untuk bekerja sama demi kebaikan bersama. Mulailah dengan mengidentifikasi apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak untuk memperbaiki situasi.
Misalnya, jika konflik terjadi karena kurangnya komunikasi, kedua belah pihak dapat setuju untuk menetapkan waktu khusus untuk berbicara secara rutin. Ini tidak hanya membantu mencegah konflik di masa depan tetapi juga memperkuat hubungan.
4. Membangun keterampilan komunikasi yang sehat.
Komunikasi adalah fondasi dari hubungan yang sehat, dan membangun keterampilan komunikasi yang baik sangat penting untuk mengatasi konflik. Salah satu keterampilan yang perlu dikembangkan adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan empati. Ini berarti tidak hanya mendengar kata-kata yang diucapkan, tetapi juga mencoba memahami perasaan dan kebutuhan yang mendasarinya.
Salah satu latihan untuk mengembangkan kemampuan mendengarkan yakni dengan memberikan perhatian penuh kepada seseorang yang sedang berbicara di hadapan kita. Agar tidak ada gangguan dalam memperhatikan pembicara, matikan sumber suara lainnya seperti ponsel atau televisi.
Salah satu tanda bahwa kita memperhatikan adalah dengan mengajukan pertanyaan. Klarifikasikan apa yang kurang dipahami dengan cara sopan, dan ulangi kalimat pembicara untuk memastikan diri kita memahami jawabannya dengan benar.
Dengan melakukan beberapa cara di atas kita dapat menciptakan lingkungan di mana konflik dapat diselesaikan dengan cara yang positif dan produktif. Mengingat bahwa konflik adalah bagian dari kehidupan, kemampuan untuk menghadapinya dengan cara yang sehat akan membantu kita tumbuh sebagai individu dan memperkuat ikatan kita dengan orang lain.
Demikian empat cara mengatasi konflik dalam hubungan tanpa melakukan silent treatment. Mengatasi konflik tanpa menggunakan silent treatment dapat menjadi keterampilan yang sangat berharga dalam membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati. (Nazwa/Pat)