LEBAK | TD — Bencana banjir akibat curah hujan yang tinggi melanda 11 kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, Minggu (6/12/2020).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama saat dikonfirmasi TangerangDaily mengatakan, hingga pukul 18.00 WIB banjir merendam 38 desa di 11 kecamatan tersebut.
“Sebanyak 1.252 rumah terendam banjir, 11 rumah rusak ringan, lima rumah rusak sedang, dan 13 rumah rusak berat,” ungkapnya.
Selain banjir, longsor juga melanda delapan desa di lima kecamatan, yaitu Desa Cikarang, Desa Jagaraksa, dan Desa Girijagabaya di Kecamatan Muncang; Desa Lebak Gedong di Kecamatan Lebak Gedong; Karangnunggal dan Desa Cirinten di Kecamatan Cirinten; Desa Pasir Haur di Kecamatan Cipanas; dan Desa Sangkanwangi di Kecamatan Leuwidamar.
“Total ada 29 rumah rusak akibat longsor,” imbuhnya.
Infrastruktur pun terdampak banjir tersebut, di antaranya, jalan amblas sepanjang 10 meter di ruas jalan kabupaten yang menghubungkan Kecamatan Muncang- Leuwidamar, tepatnya di Kampung Warunglame, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Muncang. Kemudian, sebuah bangunan sekolah SD 1 Filial rusak di Kampung Sinarjaya, Desa Girigajabaya, Kecamatan Muncang.
Selain itu, banjir juga membuat amblas jalan poros Desa Mekarmanik sepanjang 10 meter, tepatnya di Kampung Sukamaju, Kecamatan Bojongmanik. Kerusakan lainnya adalah ambruknya jembatan gantung permanen Sangiang-Bolang, Kecamatan Malingping Pilar Tengah.
Febby menyebut adanya korban jiwa dalam bencana tersebut, di antaranya dua orang yang terseret arus Sungai Cilangkahan, Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping.
“Dua orang korban ditemukan dan satu orang dalam proses pencarian tim gabungan. Korban hanyut bernama Apud, umur 17 tahun, santri pondok pesantren Darul Ulum,” terangnya.
Bencana banjir itu juga merenggut korban bernama Eni (50 tahun), warga Kampung Hungbas, Desa Malangsari, Kecamatan Cipanas.
“Korban meninggal karena hanyut ketika menyeberang Kali Cimaur,” kata Febby.
Saat ini BPBD Kabupaten Lebak masih mewaspadai banjir susulan sebab, berdasarkan pengamatan di pos pantau Jembatan Keong, tinggi permukaan air Sungai Ciberang mencapai 600 sentimeter.
“Statusnya masih awas atau siaga, sementara banjir di beberapa daerah mulai surut,” pungkasnya. (Red/Rom/ATM)